Wednesday, 8 October 2025

Kilau Gemerlap di Jogja Lantai 2: Catatan dari Gunungkidul Night Carnival 2025

LEDOKSARI BERKILAU. Jalanan di wilayah RT 05 Ledoksari, yang membentang dari depan Dinas Sosial hingga Tugu Tobong Siyono, pada Rabu malam (8/10/2025) disulap menjadi panggung megah penuh warna. Ribuan pasang mata, termasuk warga RT 05, memadati sisi jalan untuk menyaksikan parade akbar tahunan: Gunungkidul Night Carnival (GNC) 2025.

Mengusung tema "Ngayomi, Ngayemi, Ngayani"—semangat melindungi, menenteramkan, dan melayani—GNC tahun ini menjadi ajang ekspresi seni dan budaya yang selalu dinantikan. Dengan total 23 kelompok peserta (22 kelompok karnaval dan 1 kelompok seni), malam di Gunungkidul benar-benar dipenuhi kostum-kostum fantasi yang gemerlap dan iringan musik yang meriah. Apalagi, Panggung Kehormatan Kedua terletak strategis tepat di depan Dinas Pariwisata, di tengah wilayah RT 05, menjadikan area ini pusat perhatian.

Antusiasme Warga: Menanti di Pinggir Jalan

Sejak bakda Magrib, warga RT 05 Ledoksari sudah mengambil posisi terbaik di pinggir jalan. Semangat untuk mengabadikan momen kirab malam ini sangat tinggi. Anak-anak menjadi kelompok yang paling antusias, rela berdesakan demi melihat langsung karya seni bergerak yang spektakuler.

Namun, antusiasme yang membara ini diuji oleh waktu. Berdasarkan flyer yang beredar, acara seharusnya dimulai pukul 19.00 WIB. Sayangnya, kirab baru mulai bergerak dari panggung utama (depan DPRD) jauh setelah jadwal, sekitar pukul 21.00 WIB. Rombongan kirab baru melewati Panggung Kehormatan Kedua di wilayah RT 05 sekitar pukul 22.00 WIB!

Sebuah Catatan Kritis: Ramah Anak atau Tidak?

Mundurnya jadwal ini memunculkan pertanyaan kritis, mengingat GNC dilaksanakan pada malam hari di hari kerja (Rabu).

Penantian panjang selama berjam-jam tentu menguras energi, terutama bagi penonton anak-anak yang memenuhi pinggir jalan. Mengingat esok harinya adalah hari sekolah, durasi acara yang berlangsung hingga larut malam ini dinilai kurang ramah anak. Padahal, daya tarik utama acara seni visual seperti ini justru banyak menarik perhatian anak-anak dan keluarga.

Pertanyaan mendasar yang mungkin perlu menjadi evaluasi panitia adalah: Siapakah sasaran penonton utama dari Night Carnival yang berlangsung begitu larut di hari kerja? Semangat Ngayomi (melindungi) dan Ngayemi (menenteramkan) yang diusung sebagai tema harusnya juga tercermin dalam manajemen waktu yang berpihak pada kenyamanan dan kesehatan penonton, terutama generasi muda.

Terlepas dari isu waktu, Gunungkidul Night Carnival 2025 sukses menghadirkan pertunjukan seni visual yang luar biasa dan mengobati kerinduan masyarakat akan perayaan budaya. Harapannya, di tahun mendatang, penyelenggaraan dapat mempertimbangkan faktor waktu agar antusiasme tinggi masyarakat, khususnya anak-anak, bisa terfasilitasi dengan lebih baik dan sehat

0 comments:

Post a Comment